Laporan Pendahuluan
![]() |
OLEH:
JUANDA
091651

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
TA 2011/2012
LAPORAN PENDAHULUAN
“HYPERTENSI”
1. DEFINISI
Hypertensi adalah suatu peningkatan
tekanan darah diastolik dan atau sistolik yang tidak normal. (Silvia A Price & Lorraine M.Wilson.
1995)
Hypertensi merupakan peninggian yang menetap dari tekanan darah sitolik
di atas 140mmHg dan tekanan diastolik di atas 90mmHg. (Depkes RI, 1990)
2.
ETIOLOGI
-
Keturunan
-
Konsumsi
garam
-
Obesitas
-
Faktor
sosial budaya
-
Geografi
v Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
Ø Pola
hidup yang tidak sehat seperti merokok
Ø Genetik
: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport NA
Ø Obesitas
: Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat
Ø Stress
lingkungan
Ø Hilangnya
elastisitas jaringan pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah
Ø Umur
Ø Kadar asaam urat dalam serum
Ø Glukosa plasma
3.
PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit hypertensi menjadi kompleks
dengan interaksi dari berbagai variabel yang mungkin juga ada predisposisi
genetik, mekanisme lain yang dimungkinkan meliputi perubahan-perubahan berikut:
-
Ekskresi natrium dan
air oleh ginjal
-
Kepekaan baroreseptor
-
Respon vaskuler
-
Sekresi renin
B. PATOFISIOLOGI
![]() |

|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
4. TANDA
DAN GEJALA
-
Terkadang asymtomatis (tidak menimbulkan gejala).
-
Sakit kepala, tengkuk belakang, kadang disertai rasa
berat di pundak dan tengkuk
-
Mata berkunag-kunang dan pusing
-
Mudah merasa lelah
-
Sukar untuk tidur
-
Tekanan diastolik > 95mmHg
-
Tekanan sistoilik > 140 mmHg
5. KLASIFIKASI
a.
Berdasarkan penyebab, dibedakan atas:
1).
Hypertensi Primer (Esensial)
·
Hypertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2).
Hypertensi sekunder
·
Hypertensi yang merupakan timbul dari masalah
penyakit lain seperti penyakit ginjal, penggunaan estrogen, sistem neurologi,
kelenjar adrenal.
·
Berdasarkan WHO, dibedakan atas:
(1)
Hypertensi ringan
Yaitu, bila nilai sistolik antara > 140 – 180mmHg dengan nilai
diastolik antara 90 – 105mmHg
(2)
Hypertensi Sedang
Yaitu, bila nilai sistolik > 180 mmHg dengan nilai diastolik > 105
mmHg.
(3) Hypertensi
berat
Yaitu, bila nilai diastolik > 115 mmHg disertai kelainan jantung dan
otak
6. KOMPLIKASI
Umumnya penderita
hypertensi tidak menunjukan gejala berarti tetapi pada saatnya akan mnunujukan
gejala terjadinya
-
Stroke
-
Serangan jantung
-
Dekompensatic condis
-
Gagal ginjal
7. TEST
DIAGNOSTIC
a.
Pemeriksaan
tekanan darah
b.
Pemeriksaan
EKG, ditemukan hypertroipi cardiac
c.
Pemeriksaan
urine, ditemukan proteinuri
d.
Pemeriksaan
rontgen photo melihat ukuran jantung
8. PENATALAKSANAAN
1.
Pengendalian
berat badan ideal
a.

Penurunan BB dalam waktu singkat
biasanya disertai penurunan TD


b.

BB 11,7 kg è TD 20,7 – 12,7 mmHg


c.
Standar umum
BB 1 kg è
25/15mmHg
2.
Pengaturan diit
a. Diit rendah garam
b.
Menghentikan rokok
c.
Latihan fisik teratur
d.
Mengurangi stress
3.
Pencegahan
a. Primer
Mencegah terjadinya hypertensi pada
individu yang beresiko, dan dianjurkan untuk,
-
Mengatur diit
agar berat badan ideal
-
Tidak merokok
-
Konsumsi rendah
garam
b.
Skunder
Mengendalikan tekanan darah pada klien hypertensi tanpa komplikasi untuk
mencegah penyakit jantung hypertensi
-
Monitor tekanan darah secara teratur
-
Bila terjadi gagal jantung pemberian digitolis secermat
mungkin dengan kombinasi obat anti hypertensi yang cocok
9. ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Anamnesa
1
Biodata : umur,
jenis kelamin, pekerjaan,
2
Riwayat
kesehatan / penyakit dahulu: adanya nilai hypertensi, gagal jantung, DM, dan
lain-lain
3
Riwayat
kesehatan keluarga: adanya keluarga yang menderita hypertensi
4
Keluahan utama
: sakit kepala disertai kaku di daerah leher dan bahu
B.
Pemeriksaan
fisik
1.
Tekanan darah
sistole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90mmHg
2.
Pada mata,
pembuluh darah retina menjadi tipis
3.
Oedema periper
yang terdapat pada gagal jantung kanan
4.
Pasien mengeluh
palpasi (dada berdebar-debar)
5.
Pasien menjadi
pelupa dan mudah marah
6.
Aktivitas /
istirahat
-
Gejala :
Kelainan, letih, napas pendek
-
Tanda :
Aritmia, takipnea
7.
Sirkulasi
-
Gejala :
riwayat hypertens, penyakit jantung
koroner / katup
-
Tanda :
kenaikan TD, distensil vena jugularis
8.
Eliminasi
Gejala
: gangguan ginjal
Tanda
: poliuria
9.
Neurosensori
Gejala
: keluhan pusing, sakit kepala berdenyut, gangguan pengelihatan
Tanda
: penurunan kekuatan genggam
10. Nyeri/ketidaknyamanan :
Gejala
: angina nyeri hilang timbul pada
tungkai, sakit kepala
C.
Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul
-
Nyeri berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral
-
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual
-
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
MASALAH KEPERAWATAN
NO |
MASALAH
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
|
Gangguan rasa
nyaman, nyeri, berhubungan dngan
peningkatan serebral vaskuler
|
Setelah dilakukan Askep selama 3x24 jam
diharapkan masalah nyeri dapat teratasi dengan KH:
-
Klien tampak rileks
-
Klien
melaporkan nyeri hilang atau berkurang
|
Mandiri:
1.
Mempertahankan
tirah baring
2.
Bantu pasien
dalam ambulasi sesuai kebutuhan
3.
Berikan
Tindakan Nonfarmakologis untuk menghilangkan sakit. Misal: Kompres dingin
pada dahi, distraksi
Kolaborasi
4.
Berikan
Analgisik
5.
Antiansietas.
Misal : Lorazepam, Diazepam
|
-
Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan relaksasi
-
Pusing dan
englihatan kabur sering b.d sakit kepala
-
Tindakan
yang menurunkan tekanan vaskuler serebral & yang memperlambat respon
simpatis efektif
-
Menurunkan
/ mengontrol nyeri
-
Dapat
mengurangi tegangan 7 ketidak nyamanan yang diperberat oleh stress
|
2
|
Resio nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual
|
Setelah dilakukan askep 3x24 jam diharapkan
masalah Resio nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan KH:
-
Menunjukkan
perubahan pola makan
-
Melakukan
diit yang benar
|
Mandiri:
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan
laqngsung antara hypertensi dan kegemukan
2.
Kaji ulang
masukan kalori klien & pilihan diit
3.
Diit atau pengaturan makanan pada penyakit hypertensi
4.
Kaji kebiasaan pola makan klien
Kolaborasi
5.
Rujuk
keahli gizi sesuai indikasi
|
-
Kegemukan
adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara
klapasitas aorta & peningkatan curah jantung
-
Mengidentifikasi
kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir
-
Untuk mencegah terjadi hypertensi yang berulang
-
Untuk mengetahui kebiasaan makan klien
-
Mrmberikan
konseling & bantuan dengan memenuhi kebutuhan individu
|
4
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik
|
Setelah dilakukan askep 3x24 jam diharapkan
masalah intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan KH:
-
Klien dapat melakukan aktivitas secara normal setelah
diberikan tindakan
-
Peningkatan toleransi aktivitas tanpa keluhan sakit
-
Berpartisipasi
dalam aktivitas yang dilakukan
|
Mandiri:
1. Bantu aktvitas klien
2. Latihan
mobilisasi secara bertahap
3.
Anjurkan klien untuk tidak langsung berjalan saat
bangun tidur, duduk dahulu sebelum beraktivitas dan mengurangi kerja berlebih
4.
Kaji
respon posisi terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari
20x/menit diatas frekuensi istirahat
|
-
Kebutuhan aktivitas klien terpenuhi
-
Kemajuan
aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba
-
Untuk
mengurangi cidera terhadap
klien
-
Menyebutkan
parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktivitas
|
DAFTAR PUSTAKA
-
Doengoes,Marylinn E,
(2000) Rencana Asuhan Keperawatan : Pendokumentasian untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran,EGC
-
Brunner & suddarth
(2002) Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah vol 2,Jakarta : EGC