Rabu, 11 Januari 2012

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA “ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT”







Di susun oleh:
1. Ahmad Rikho BR
2. Dian Ardian
3. Henny Septriyani
4. I Wayan Putra A.W
5. Ita Wati
6. Juanda
7. Ria M.R
8. Wifkil






AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2009/2010


KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunianya, Telah memungkinkan penyusun menyelesaikan makalahnya sebagai salah satu tugas KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II dan agar dapat di manfaatkan oleh para pembaca. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang dilimpahkannya, makalah ini dapat diselesaikan.
Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami mengenai Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Akhir kata “ Tiada Gading yang Tak Retak “,demikian kata orang bijak, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca senantiasa kami nantikan dalam perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.

Bandar Lampung, 8 maret 2010


Penyusun

















DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

BAB II ISI…………………………………………………………..................... 2
A. Pengkajian……………………………………………………. 2
B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi……………………….. 3
C. Perencanaan…………………………………………………... 8
D. Implementasi…………………………………………………. 8
E. Evaluasi………………………………………………………. 12
F. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit…… 13
G. Pemberian Cairan Melalui Infus……………………………… 14

BAB III PENUTUP………………………………………………................. 16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………... 17

















BAB I
Pendahuluan

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolisme,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan.di samping kebutuhan cairan,elektrolit(natrium,kalium,kalsium,klorida,dan posfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa, konduksi saraf,kontraksi mukular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama gonjal.Untuk mempertahan kan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan kepereawatan dapat di lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.
Oleh sebab itu, sebagai perawat kita harus mampu memahami dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
Tujuan dari penulisan makalah ini agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana cara pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit serta dapat mengaplikasikannya.







BAB II
PROSES KEPERAWATAN
KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parentral)
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang di jalani dapat mengganggu status cairan
f. Status perkembangan seperu usia atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yg mengganggu pengobatan
2.Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan:
- Kurang lebih 2-5%:Ringan
- Kurang lebih 5-10% Sedang
- Kurang lebih >10% Berat
Pengukuran berat badan di lakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b.keadaaan umum
- pengukuran tanda vital seperti suhu,tekanan darah,nadi dan
pernafasan
-tingkat kesadaran
c.Pengukuran pemasukan cairan
- Cairan oral: NGT dan Oral
- Cairan Varenteral termasuk obat-obatan IV
- Makanan yang cenderung mengandung air
- Irigasi kateter atau NGT
d.Pengukuran pengeluaran cairan
- Urine:volume,kejernihan atau kepekatan
- Feses:jumlah dan konsistensi
- Muntah
- Tube drainase
- IWL
e. ukur keseimbang cairan dengan akurat : Normalnya sekitar kurang
lebih 200cc.

3.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit di fokuskan pada:
a. Integumen: Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus.

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.

B. Diagnosa keperawatan dan intervensi

1. aktual atau resiko defisit volume cairan
Definisi: kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Kehilangan cairan secara berlebihan
b. Berkeringat secara berlebihan.
c. Menurunnya intake oral.
d. Penggunaan diuretik.
e. Pendarahan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. hipotensi
b. takhikardia
c. pucat
d. kelemahan
e. konsentrasi urine pekat.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. Penyakit addison
b. Koma
c. Ketoasidosis pada diabetik
d. Anoreksia nervosa
e. Pendarahan gastrointestinal
f. Muntah, diare.
g. Intake cairan tidak adekuat
h. AIDS
i. Pendarahan
j. Ulcer kolon

Tujuan yang diharapkan:
a. Mempertahankan keseimbangan cairan
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine adekuat, tekanan darah stabil, membran mukosa mulut lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.



Intervensi Rasional
1.Ukur dan catat setiap 4 jam:
- intake dan output cairan
- warna muntahan, urine, dan feses.
- Monitor turgor kulit.
- Tanda vital
- Monitor I V infus
- CVP
- Elektrolit, BUN, hematokrit, dan Hb.
- Status mental
- BB.

2..Berikan makanan dan cairan.

3.Berikan pengobatan seperti antidiare dan anti muntah.

4. Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan

5.lakukan kebersihan mulut sebelum makan.

6..ubah posisi pasien setiap 4 jam.

7.berikan pendidikan kesehatan tentang:
- tanda dan gejala dehidrasi
- intake dan output cairan
- terapi 1.Mnentukan kehilang dan kebutahan cairan.

2.Memenuhi kebutuhan makan dan minum.

3.menurunkan pergeraan usus dan muntah.

4.meningkatkan konsumsi yang lebih.

5.meningkatkan nafsu makan.

6.meningkatkan sirkulasi

7.meningkatkan informasi dan kerja sama.

2. volume cairan berlebih
Definisi: kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema.

Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Retensi garam dan air
b. Efek dan pengobatan
c. Malnutrisi

Kemungkinan data yang ditemukan:
a. orhopnea
b. oliguria
c. edema
d. distensi vena jugularis
e. hipertensi
f. distres pernafasan
g. anasarka
h. edema paru


Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. obesitas
b. hipothirodisin
c. pengobatan dengan portikosteroid
d. imbolisasi yang lama
e. chusshing sindrome
f. gagal ginjal
g. chirosis hepatis
h. kanker
i. toxesemia.

Tujuan yang diharapan:
a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan
b. Menurunkan kelebihan cairan

Intervensi Rasional
1.Ukur dan monitor:
a. Intake dan output cairan, berat badan, tensi, CVP distensi vena, jugularis dan bumyi paru
2.Monitor Rontgen paru
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat, dan efek pengobatan
4. Hati-hati dalam pemberian cairan
5. Pada pasien yang bedrest:
a. Ubah posisi setiap 2 jam
b. Latihan pasif dan aktif
6. Pada kulit yamg edema berikan lotion, hindari penekanan yang terus menerus
7. Berikan pengetahuan kesehatan tentang :
a. Intake dan output cairan
b. Edema, berat badan
c. Pengobatan
1.Dasar pengkajian kardiovaskuler dan respons terhadap penyakit
2. Mengetahui adanya edema paru
3. kerja sama disiplin ilmu dalam perawatan
4. Mengurangi kelebihan cairan
5. Mengurangi edema
6. Mencegah kerusakan kulit
7. Pasien dan keluarga mengetahui dan kooperatif


C. Perencanaan
Tujuan rencana tersebut meliputi satu atau lebih tujuan berikut :
1. Klien akan memiliki keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa yang normal.
2. Penyebab ketidakseimbangan dapat diidentifikasi dan dikoreksi.
3. Klien tidak akan mengalami komplikasi akibat terapi yang dibutuhkan untuk mengembalikan status keseimbangan.

Ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa sering menimbulkan perubahan ringan pada perilaku atau status klien dan hanya keluarga yang cukup mengenal perilaku klien sehari-hari yang kemudian mampu mengidentifikasi perubahan tersebut secara bertahap.

D. Implementasi

Upaya mencegah ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa adalah penting. Intervensi keperawatan lain, dilakukan dengan tugan cairan dan elektrolit.

Untuk klien dengan kelebihan volume cairan, perawat mengimplementasikan tindakan untuk mengurangi cairan, misalnya dengan membatasi asupan cairan, mengurangi asupan natrium dan pemberian obat diuretik.

• MENGOREKSI KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

a. Penggantian Cairan Secara Enteral

Oral. Penggantian cairan dan elektrolit per oral dapat dilakukan selama klien tidak muntah, tidak mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang sangat besar, atau tidak mengalami obstruksi mekanis dalam saluran gastrointestinal, kecuali jika dikontraindikasikan. Ketika mengganti cairan melalui oral pada klien dengan kekuranganvolume cairan, perawat harus memilih cairan yang mengandung kalori dan elektrolit yang adekuat, tetapi jika cairan digantikan melalui selang pemberian makan, dokter biasanya meresepkan pemberian suplemen nutrisi.

b. Pembatasan Cairan

Klien yang mengalami kelebihan vo membatasi asupan cairannya. Klien tersebut adalah klien yang mengalami gagal ginjal, gagal jantung kongestif, korpulmonal atau SIADH.

c. Penggantian Cairan dan Elektrolit Secara Parenteral

Penggantian parenteral meliputi pemberian nutrisi parenteral total (NPT), terapi cairan dan elektrolit intavena serta penggantian darah.

PAV terdiri dari kateter, kanula, tempat-tempat infus yang dirancang untuk akses berulang ke sistem vaskular dalam jangka panjang.

NPT merupakan nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik yang adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serta elektrolit yang diberikan melalui kateter intravena sentral atau kateter intravena menetap.

Tujuan pemberian cairan IV untuk mengkoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit, seorang klien yang menderita luka bakar derajat tiga yang mengenai 40% permukaan tubunya.

Kategori larutan elektrolit terbagi menjadi isotonik, hipotonik dan hipertonik. Suatu larutan bersifat isotonik jika osmolaritasnya mendekati osmolaritas plasma. Larutan hipotonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma dan larutan hipertonik ialah larutan yang memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. Cairan isotonik digunakan untuk penggantian volume ekstrasel.

Peralatan pengontrol volume digunakan pada anak-anak, klien yang menderita gagal ginjal atau gagal jantung dan klien yang menderita penyakit kritis, untuk mencegah masuknya volume infus dalam jumlah besar secara tiba-tiba dan kecepatannya tidak terkontrol.

Pungsi vena adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena secara transkutan dengan menggunakan pemflon yang kaku dan tajam yang sebagian dilapisi oleh kateter plastik atau dengan jarum yang dipasangkan ke spuit. Tujuan umum pungsi vena adalah mengambil spesimen darah, memasukan obat, memulai infus IV dan menginjeksi radiopaque atau alat perekam jejak radioaktif untuk pemeriksaan khusus.

Mengatur kecepatan aliran infus. Kecepatan infus yang terlalu lambat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular dan sirkulasi yang lebih lanjut pada klien yang mengalami dehidrasi, syok atau menderita penyakit kritis.

Gaun tanpa kencing seperti ini diganti dengan melakukan enam langkah berikut guna memaksimalkan mobilitas dan kecepatan lengan, yaitu :
1. Lepaskan lengan gaun dari lengan klien yang tidak terlibat (tidak terpasang IV)
2. Lepaskan lengan gaun dari lengan klien yang terlibat (terpasang IV)
3. Lepaskan botol IV atau kantung dari tiangnya dan lewatkan kantung tersebut bersama dengan selang IV melalui lengan gaun.
4. Letakkan botol atau kantung IV dan selang melalui lengan gaun yang bersih kemudian gantungkan pada tiang IV.
5. Letakkan lengan yang terpasang IV ke lengan gaun
6. Letakkan lengan yang tidak terpasang IV ke lengan gaun.

Manifestasi klinis infeksi ini meliputi tromboflebitis purulen, selulitis dan infeksi di tempat insersi yang dapat dilihat dengan timbulnya eriterna, pembengkakan dan nyeri di tempat fungsi vena.

d. Penggantian Darah. Penggantian darah atau transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah s eperti plasma, sel darah merahkemasan atau trombosit melalui jalur IV. Berikut adalah daftar yang mencakup tujuan dilakukannya transfusi darah :
1. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan.
2. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat.
3. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (mis.., faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien penderita hemofilia).
e. Golongan dan Tipe Darah. Golongan darah paling penting untuk transfusi darah ialah sistem ABO yang meliputi golongan berikut : A, B, O dan AB. Aglutinin atau antibodi yang bekerja melawan antigen A dan B, disebut agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B. Aglutinin ini terjadi secara alami. Autotransfusi adalah pengumpulan, antikoagulasi, filtrasi dan infusi ulang darah dari tempat perdarahan yang aktif.

f. Reaksi Transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidakcocokan darah donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidakcocokan sel darah merah atau sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau komponene protein plasma ada darah donor atau terhadap kalium atau kandungan sitrat di dalam darah. Transfusi darah juga dapat menyebabkan penularan penyakit.

Jika reaksi transfusi diduga akan timbul, perawat harus melakukan hal-hal berikut :
1. Hentikan transfusi sesegera mungkin.
2. pasang “piggyback” 0,9% salin normal kedalam selan IV yang paling dekat dengan tempat akses. Perawat tidak boleh mematikan aliran darah dan mengalirkan salin normal 0,9% pada set infus selan Y karena dengan melakukan itu, darah, di selang Y hanya akan masuk ke klien. Darah yang tidak cocok, bahkan dalam jumlah kecil, dapat menimbulkan reaksi yang besar.
3. Beri tahu dokter.
4. Temani klien, observasi tanda dan gejala dan pantau tanda-tanda vital setiap 5 menit.
5. Siapkan obat-obatan kedaruratan untuk diberikan jika reaksi yang membahayakan terjadi, seperti antihistamin, vasopresor, cairan dan steroid.
6. Siapkan peralatan untuk resusitasi kardiopulmonal.
7. Ambil spesimen urine dan kirimkan ke laboratorium.
8. Simpan kantung darah dan selang untuk dikembalikan ke l aboratorium.
9. Lengkapi kertas-kertas yang dibutuhkan, seperti kertas laporan mengenai reaksi transfusi dan catatan perawat.

E. Evaluasi

Tujuan Tindakan evaluatif Hasil akhir yang di harapkan
Klien memiliki keseimbangan cairan elektrolit, dan asam basa. Inspeksi adanya edema kulit atau kulit yang kering dan bersisik.
Palpasi turgor kulit yang tidak elastis, edma, atau denyut nadi yang lemah.
Inspeksi rongga mulut untuk mengetahui adanya membrane mukosa yang kering, berlendir, penurunan saliva, dan kerut longitudinal pada lidah.
Timbang berat badan dan ketahui adanya pertambahan dan penurunan berat badan.
Observasi tanda chvostek, anuria, atau oliguria.
Auskultasi suara paru tambahan dan suara jantung ketiga atau distripmia.
Dapatkan tanda-tanda vital untuk mengetahui adanya takikardia, bradikardia, hipotensi, hipertensi, dan hipotensi ortostatik.
Dapatkan hasil laboratorium dan pantau tingkat elektrolit yang tidak normal Turgor kulit yang elastis akan kembali
Membran mukosa klien akan lembap, tidak ada keluhan haus.
Berat badan akan stabil pada nilai normal.
Haluaran urin akan lebih dari sama dengan 70 ml per jam. Berat jenis urine berkisar 1,010-1,020.
Tanda-tanda vital akan kembali ke nilai dasar.
Tidak ada muntah




F. PROSEDUR PEMUNUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolisme,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan.di samping kebutuhan cairan,elektrolit(natrium,kalium,kalsium,klorida,dan posfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa, konduksi saraf,kontraksi mukular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama gonjal.Untuk mempertahan kan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan kepereawatan dapat di lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.


G. PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlikan masukan cairan melalui intravena (Infus}.Pemberian cairan infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat.Tindakan ini membutuhkan keseterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan kedalam vena(pembuluh darah pasien) di antaranya vena lengan (vena sefalika basilika dan mediana kubiti),pada tungkai (vena safena),atau vena yang ada dikepala,seperti vena temporalis frontalis(khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infus kepada pasien yang mengalami pengeluaran cairan,juga dapat dilakukan pada pasien shock,intoksikasi berat,pra-dan pasca bedah,sebelum tranfusi darah,atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

Tujuan
1.Memenuhi dan kebutuhan cairan dan elektrolit
2.Infus pengobatan dan pemberian nutrisi

Peralatan yang digunakan :
1.Standar infus
2.Set infus
3.Cairan sesuai progam medik
4.Jarum infus dengan ukuran yang sesuai
5.Pengalas
6.Torniket
7.Kapas alkohol
8.Plester
9.Gunting
10.Kasa steril
11.Betadin
12.Sarung tangan

Prosedur kerja
1.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.Cuci tangan
3.Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukan kebagian karet atau akses selang kebotil infus
4.Isi cairan kedalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
5.Letakan pengalas di bawah tempat (Vena)yang akan dilakukan pengimfusan
6.Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10-12 cm di atas tempat penusukan dan dianjurkan pasien untuk menggegam dengan gerakan sirkular (bila sadar)
7.Gunakan sarung tangan steril
8.Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
9.Lakukan penusukan pada Vena dengan meletakan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum (Abocath) mengarah ke atas
10.Perhtikan keluarnya darah melaliu jarum (abocath/surflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan kedalam vena
11.Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan / keluarkan,tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak kluar.Kemudian bagian infus dihubungkan atau di sambungkan dengan selang infus.
12.Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
13.Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
14.Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
15.Lepas kan sarung tangan dan cuci tangan
16.Catat jenis cairan,letak infus,kecepatan aliran,ukuran,dan tipe jarum infus


BAB III
PENUTUP


Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolisme,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan.di samping kebutuhan cairan,elektrolit(natrium,kalium,kalsium,klorida,dan posfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa, konduksi saraf,kontraksi mukular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama gonjal.Untuk mempertahan kan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan kepereawatan dapat di lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.
Oleh sebab itu, sebagai perawat kita harus mampu memahami dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.














Daftar pustaka

Potter, Patricia A .( 2005). Fundamental of Nursing : Concepts, Proses and Practice
1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, A Aziz Alimul (2005). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Wartonah, Tarwoto (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.